Puisi Nusantara (Lama) dan Ragam Jenisnya
Puisi Nusantara saya menyebutnya karena Nusantara lebih tua dari Indonesia. Tidak masalah jika anda menyebutnya Puisi Lama adalah karya seni yang terdapat dalam budaya kita
sejak zaman dahulu. Jenis puisi ini, sering digunakan dalam upacara adat,
mempunyai aturan khusus, dan mendalam maknanya.
Pengertian Puisi Nusantara
Puisi Nusantara diartikan sebagai bentuk puisi yang mematuhi
aturan tertentu dan memuat makna mendalam. Menurut Atrianing Yessi Wijayanti,
penulis buku "Terampil Membaca dan Menulis Puisi," aturan tersebut
melibatkan jumlah kata, baris, suku kata, rima, dan irama.
Ciri Khas Puisi Nusantara
Puisi Nusantara memiliki beberapa ciri unik, seperti:
- Ketaatan
pada aturan, termasuk jumlah baris, suku kata, kalimat, dan irama.
- Sering
kali tanpa penulis yang dicantumkan.
- Gaya
bahasa yang tetap dan statis, dengan penggunaan ungkapan yang umum.
- Erat
kaitannya dengan nilai-nilai zaman dahulu, mencerminkan kehidupan
masyarakat waktu itu.
- Masuk
dalam kategori sastra lisan karena disampaikan melalui tradisi lisan.
Ragam Jenis Puisi Nusantara
Puisi Nusantara terdiri dari beberapa jenis utama, masing-masing
dengan ciri khasnya:
- Syair:
Berupa empat baris per bait dengan sajak a-a-a-a, sering kali berisi
cerita dan nasehat.
- Pantun:
Bersajak a-b-a-b, terdiri dari sampiran dan isi dengan tema bervariasi
seperti anak-anak, nasihat, muda-mudi, teka-teki, dan jenaka.
- Seloka:
Puisi Melayu dengan pantun berkait, berisi sindiran, ejekan, atau senda
gurau.
- Gurindam:
Asalnya dari Tamil (India), berisi nasihat dengan aturan dua baris per
bait dan sajak a-a.
- Karmina:
Juga dikenal sebagai pantun kilat, dengan pola sajak lurus, a-a.
- Mantra:
Terkait dengan hal-hal ghaib, menggunakan rima dan irama yang misterius
dengan bahasa metafora dan esoferik.
- Talibun:
Mirip dengan pantun namun dengan lebih banyak baris, setengahnya sampiran
dan setengahnya isi. Jumlah baris harus genap.
Contoh Puisi Nusantara
Pantun: Kalau ada kayu patah Jangan dilempar ke dalam
peti Bila ada ucapku yang salah Jangan selipkan dalam hati.
Karmina: Dahulu perang sekarang pakai peci Dahulu
penuh sayang, sekarang benci
Seloka: Jalan lurus ke Payakumbuh Pergi ke seberang
sungai Kampar Di mana hati tak rapuh Ibu sedih bapak terkapar
Gurindam: Kurang usaha kurang siasat (a) Apalah daya
diri malah tersesat (a)
Barangsiapa tak peduli sembahyang (b) Macam rumah tiada
tiang (b)
Bila suami tak berhati lurus (c) Istri pun esok semakin
kurus (c).
Syair: Dahulu kala Ada sebuah kota Sebuah negeri yang
damai sentosa Dipimpin sang Raja yang baik nan bijaksana Rakyatnya begitu
bahagia Semua karena sang Raja yang hebat dan berjasa
Talibun: Duduk berpangku menatap purnama Anak tertawa
sambil berlari Aku pun telah hilang kuasa Menangkap pesan yang tersirat Anak
cucu hormatilah mama Agar hilang semua duri Jangan sampai berbuat dosa Dan
selamat kelak di akhirat
Mantra: Sihir lontar pinang lontar Terletak di ujung
bumi Setan buta jembalang buta Aku sapa tidak berbunyi
Melalui pemahaman lebih mendalam tentang pengertian,
ciri-ciri, jenis, dan contoh-contoh puisi Nusantara, semoga pembaca dapat
mengapresiasi keindahan sastra Indonesia yang kaya dan beragam.
Post a Comment for "Puisi Nusantara (Lama) dan Ragam Jenisnya"